Kisah Tragis Anne Boleyn, Istri Raja Henry VIII
Kisah tragis Anne Boleyn terus terdengar hingga sekarang. Di mana ia yang semula hanya pelayan dari istri sang raja, naik tahta menjadi seorang ratu kerajaan Inggris. Memang terdengar seperti dongeng, tapi kisah ini nyata dan pernah terjadi ratusan tahun yang lalu.
Anne Boleyn yang terkenal sebagai gadis manis, menikah dengan raja, memiliki anak, tapi kisah akhirnya sungguh tragis. Raja Henry VIII memang terkenal dengan seringnya bergonta-ganti istri. Terhitung, jumlah istri raja tersebut ada 6. Dan kali ini, kami akan membahas kisah tragis Anne Boleyn yang merupakan istri kedua dari Raa Henry VIII.
Siapakah Sosok Anne Boleyn Istri Kedua Henry VIII?
Sebelum menceritakan tentang kisah tragis Anne Boleyn, ketahui dulu siapa sosok satu ini. Anne Boleyn adalah anak dari pasangan Thomas Boleyn dan Elizabeth Howard. Thomas Boleyn sendiri adalah seorang diplomat Inggris, sementara ibu dari Anne Boleyn adalah putri adari adipati Norfolk. Untuk tanggal kelahiran Anne sebenarnya belum dipastikan.
Akan tetapi jika berdasarkan alur sejarahnya, Anne Boleyn lahir antara tahun 1501-1507. Masa remaja Anne memang tidak begitu spesial. Ia menghabiskan masa remajanya menjadi seorang dayang dari Margaret, yaitu Gubernur Hasburg Belanda. Anne menjadi dayang Margaret sampai musim semi tahun 1513. Ayahnya menyuruh Anne pindah menjadi dayang dari saudari Henry VIII, yaitu Mary Tudor.
Saat itu, Mary Tudor juga akan menikah dengan Raja Prancis yang bernama Louis VII pada tahun 1914. Dengan berbagai peristiwa yang telah Anne lalui, pada suatu hari ia ditugaskan sebagai dayang di kerjaan Inggris. Ia menjadi pelayan pribadi dari istri raja Henry VIII bernama Catherine dari Aragon. Sang ratu berasal dari Spanyol yang cantik dan sangat sopan. Anne juga sangat kagum dengan sosok sang ratu yang ia layani itu.
Pada usia 21 hingga 22 tahun, Anne merasa jatuh cinta terhadap salah seorang pejabat Inggris bernama Herry Percy. Ia ingin segera menikah dengan pria pujaannya itu. Akan tetapi, pertunangan keduanya akhirnya gagal karena larangan dari Kardinal Wolsey, yaitu pejabat penting Inggris. Ternyata larangan tersebut diintervensi oleh sang Raja Henry VIII setelahnya kisah tragis Anne Boleyn akan segera dimulai.
Peran Penting Anne Boleyn Dalam Sejarah Monarki Inggris
Larangan pertunangan itu ternyata ada maksud terselubung. Raja Henry VIII ternyata telah menyimpan rasa dengan Anne Boleyn. Bahkan pada tahun 1526 mereka berdua menjalin hubungan di belakang ratu Catherine. Sebelum kisah tragis Anne Boleyn memang gadis tersebut sangat senang karena cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
Anne enggan untuk menjadi simpanan atau gundik sang raja. Ia takut jika nasibnya sama seperti kakaknya yang rela jadi simpanan dan berakhir dicampakkan. Henry mencari cara agar bisa menikahi Anne, tapi terlebih dulu harus menceraikan Catherine dari Aragon. Perceraian memang dilarang pada ajaran Katolik pada saat itu.
Namun Henry terus mencari cara agar perceraian tetap terlaksana. Ia meminta pemimpin gereja katolik, yaitu Paus Clement VII bahwa pernikahannya dengan Catherine bisa diceraikan. Hal tersebut karena Catherine telah menikah dengan saudaranya, yaitu Arthur yang meninggal tidak lama setelah mereka menikah. Sebenarnya Paus tetap melarang pernikahannya dengan Anne Bolryn, dan berakhir dengan adanya perselisihan.
Akibat dari hal tersebut, Kerajaan Inggris dan gereja katolik Roma putus hubungan. Pada tahun 1533, Raja Henry VIII dan Anne Boleyn diam-diam menikah dan Inggris telah menciptakan GEreja Inggris dan membawa negara Inggris sebagai penganut Protestan. Setelah berhasil menyingkirkan Catherine, Anne Boleyn diangkat menjadi Ratu Inggris dan menikah secara sah dengan Raja Henry VIII.
Kisah Tragis Anne Boleyn yang Harus Dipenggal Oleh Suaminya
Kehidupan di istana, ternyata yang akan membawanya pada kisah tragis Anne Boleyn yang menjadi sejarah cukup besar. Setelah menikah, tentu raja Henry VIII ingin keturunan laki-laki untuk menjadi pewaris tahta kerajaannya. Tapi Anne melahirkan anak perempuan yang diberi nama Elizabeth. Sebenarnya Anne sempat hamil anak laki-laki, namun pada tahun 1536 ia keguguran.
Sehingga tidak memberikan anak laki-laki lagi. Di saat situasi rumah tangganya yang begitu panas, justru Raja Henry main serong dengan dayang ratu lainnya bernama Madge Shelton dan Jane Seymour. Raja Henry VIII takut jika nanti Anne tidak dapat memberikan anak laki-laki untuknya.
Jadi, ia berusaha untuk menikah lagi dengan wanita lain yang mungkin bisa memberinya anak laki-laki. Maka, untuk bisa menyingkirkan Anne Boleyn, sang raja menuduhnya melakukan perselingkuhan dengan saudara laki-laki kandungnya, konspirasi hingga tindakan sihir. Tuduhan-tuduhan tersebut dilayangkan langsung oleh sang raja kepada Anne Boleyn.
Pada akhirnya, Anne Boleyn dikurung di menara London. Pada 15 Mei 1536, ia dijatuhi hukuman penggal. Berharap hidup dengan penuh kesenangan sebagai Ratu Inggris, tapi justru menderita. Kisah tragis Anne Boleyn menjadi menyedihkan karena suaminya menikah lagi hanya beberapa hari setelah hukuman penggal dilakukan.